Monthly Archives: November 2020

BAHAYA MENOLAK KEBENARAN

KEWAJIBAN MENERIMA DAN MENGIKUTI KEBENARAN

Kebenaran mutlak (Al-Haq) datang hanya dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Oleh karena itu, al-Haq (Kebenaran) tidak diambil kecuali dengan petunjuk Kitab Allah (Al-Qur’an Al-Karim) dan Sunnah Rasul-Nya Shallallahu ‘Allaihi Wasallam.

Dan sepantasnya orang-orang yang sudah mengetahui kebenaran, hendaknya mereka menerima dan mengikutinya, dan jangan sekali-kali berpaling darinya dan mengingkarinya.

AHLI IBADAH YANG BANGKRUT DAN MASUK_NERAKA

Bismillah. Berdasarkan kabar valid dan otentik yang datang dari Allah dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wasallam di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah bahwa di negeri akhirat kelak terdapat sekian banyak golongan manusia yang bangkrut pahala ibadahnya dan terjerumus ke dalam jurang neraka, padahal mereka dahulu sewaktu hidup di dunia rajin dan semangat dalam beribadah kepada Allah Ta’ala.

Gerangan apakah yang menjadikan mereka bangkrut pahala ibadahnya, lalu disiksa di dalam kobaran api neraka?

✓ Berikut jawabannya dalam potongan ceramah singkat yang disampaikan di masjid Pondok Pesantren Tahfizh Al-Qur’an “Mu’adz bin Jabal” di Lombok Utara, NTB.

Durasi: (4 menit 6 detik)

Ceramah_Singkat

Semoga menjadi ilmu yg bermanfaat.

KLIK:

6 TIPS AGAR BISA BERAKHLAK MULIA

1. Mempelajari Aqidah Tauhid dengan baik dan benar.

2. Bersemangat dalam menuntut ilmu syar’i.

3. Mengetahui keutamaan orang yang berakhlak mulia.

4. Berteman dekat dengan orang-orang sholih.

5. Banyak mengingat kematian.

6. Berdoa kepada Allah agar dijadikan sebagai hamba-Nya yang baik akhlaknya.

Ceramah_Ilmiah_Singkat

Durasi: (5 menit 21 detik)

Di masjid Salman Al-Farisi,
Desa Semparu, Lombok Tengah, NTB

Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat.

KLIK:

KISAH ABU HURAIRAH MENANGIS MENJELANG KEMATIANNYA

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

أبو هريرة -رضي الله عنه- “بكى في مرضه، فقيل له: ما يبكيك؟ فقال: “أما إنه لا أبكي على دنياكم هذه، ولكن أبكي على بعد سفري، وقلة زادي، وإني أصبحت في صعود مهبط على جنة أو نار، لا أدري إلى أيهما يؤخذ بي”
[صفة الصفوة، لابن الجوزي, وجامع العلوم والحكم لابن رجب]

Abu Hurairah radhiyallahu’anhu (seorang Sahabat Nabi) menangis sewaktu sakit (menjelang kematiannya). Maka ditanyakan kepada beliau, “Hal apakah yang membuatmu menangis?!”. Maka beliau menjawab, “Aku menangis bukan gara-gara (harta dan kemegahan) dunia kalian (yang akan kutinggalkan) ini. Namun, aku menangis karena jauhnya perjalanan yang akan aku lalui (ke negeri akhirat), sedangkan bekal amalku sangat sedikit, sementara bisa jadi sebentar lagi aku harus mendaki jalan ke surga atau neraka, dan aku tidak tahu akan ke manakah digiring diriku nanti?”._

(Lihat Shifatu Ash-Shafwah karya Ibnul Jauzi rahimahullah, dan Jami’ul ‘Ulum Wal Hikam karya Ibnu Rojab rahimahullah)

PELAJARAN PENTING:

  1. Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti akan merasakan kematian, bagaimana pun keadaannya, dan dimana pun ia berada dengan cara apapun dan pada waktu yang telah Allah tetapkan.

Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran: 185).

Dan firman-Nya pula:

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ

“Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An-Nisa’: 78).

  1. Para sahabat Nabi banyak menangis karena merasa sangat takut amal-amal sholih yang mereka kerjakan tidak ada yang diterima oleh Allah, padahal mereka adalah generasi yang dibimbing dan dididik langsung oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam serta telah mendapatkan pujian dan keridhoan dari Allah Ta’ala.

Lalu bagaimana dengan diri kita yang senantiasa merasa aman dan tenang, padahal hampir setiap saat kita terjatuh dalam kelalaian dan kemaksiatan serta sangat sedikit dan malas dalam beramal sholih?

  1. Kewajiban kita yang beriman kepada Allah dan hari Kiamat (yakni hari perhitungan dan pembalasan amal), adalah senantiasa bersemangat dalam mempersiapkan bekal sebanyak-banyaknya untuk perjalanan kita yang sangat jauh setelah kematian menuju ke negeri akhirat yang kekal abadi.

Dan sebaik-baik bekal perjalanan ke negeri akhirat adalah Iman dan Takwa kepada Allah.

Allah Ta’ala berfirman:

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah: 197)

Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat. Aamiin

(Sukoharjo, 17 November 2020)

CERAMAH SINGKAT

DURASI: (4 menit 31 detik)

KLIK:

3 CIRI UTAMA ORANG SHOLIH

Seorang muslim yang Sholih memiliki ciri-ciri yang sangat banyak. Namun diantara ciri-cirinya yang paling utama adalah sebagaimana berikut ini:

  1. MEMILIKI AQIDAH ISLAM YANG LURUS

Yakni Aqidah atau keyakinannya sebagaimana Aqidah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan para sahabat beliau, serta bersih dari segala noda kekafiran dan kemusyrikan.

  1. BERIBADAH KEPADA ALLAH SESUAI TUNTUNAN RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM

Yakni tata cara ibadahnya senantiasa mengikuti petunjuk Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam yang ada di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan menjauhi segala macam bid’ah dalam perkara agama.

  1. BERAKHLAK MULIA DALAM BERMU’AMALAH DENGAN MANUSIA

Yakni ia senantiasa menghiasi dirinya dengan budi pekerti yang baik dan sifat-sifat terpuji dalam berinteraksi dengan manusia sebagaimana yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

DURASI_CERAMAH: (1 Menit 32 Detik)