Monthly Archives: Januari 2021

SIKAP BIJAK DAN LEMAH LEMBUT DALAM MENGAJAR DAN BERDAKWAH

Bismillah. Pada dasarnya seorang guru dan da’i hendaknya menghiasi dirinya dengan akhlak yang mulia. Terlebih lagi ketika ia berdakwah kepada Allah dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat, maka hendaknya ia lebih mengedapankan sikap bijak, sabar, lemah lembut dan kasih sayang kepada murid-murid dan obyek dakwahnya, agar kebaikan dan kebenaran yang didakwahkan dan diajarkannya dapat diterima dan diikuti oleh mereka dengan ijin Allah Ta’ala.

✓ Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imran: 159)

✓ Dan juga berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

ﻳَﺴِّﺮُﻭﺍ ﻭَﻟَﺎ ﺗُﻌَﺴِّﺮُﻭﺍ ﻭَﺑَﺸِّﺮُﻭﺍ ﻭَﻟَﺎ ﺗُﻨَﻔِّﺮُﻭﺍ

“Mudahkanlah dan jangan mempersulit, berikan kabar gembira dan jangan membuat manusia lari” (HR. Al-Bukhari)

✓ Dan juga berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

إِنَّ الرِّفْقَ لَا يَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ وَلَا يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا شَانَهُ

“Sesungguhnya sifat lemah lembut itu tidak berada pada sesuatu melainkan dia akan menghiasinya (dengan kebaikan). Sebaliknya, tidaklah sifat itu dicabut dari sesuatu, melainkan dia akan membuatnya menjadi buruk.” (HR. Muslim)

»» Memang tidak bisa dipungkiri bahwa dakwah dan mengajar juga bisa dilakukan dengan sikap tegas (bukan keras dan kaku) pada keadaan tertentu, dan dengan catatan harus mempertimbangkan antara sisi maslahat dan mafsadahnya.

»» Oleh karenanya, seorang guru dan da’i disamping menguasai ilmu syar’i, ia juga hendaknya menguasai FIQIH DAKWAH dengan baik dan benar sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.

NASEHAT SYAIKH BIN BAZ RAHIMAHULLAH KEPADA KITA SEMUA

MARILAH BERAMAL DEMI MENGGAPAI KEHIDUPAN DAN KENIKMATAN ABADI DI AKHIRAT

(Nasehat Emas Syaikh Bin Baz Untuk Kita Semua)

» Syaikh Abdul Aziz Bin Baz rahimahullah mengatakan;

✓ Kalau bukan karena karunia Allah padamu, niscaya engkau akan menjadi lebih buruk dari keadaanmu saat ini.

✓ Jika engkau seorang fakir miskin, maka sekiranya bukan karena karunia Allah padamu, niscaya keadaanmu akan menjadi lebih buruk,

✓ Jika engkau seorang yang berbadan cebol (sangat pendek), maka sekiranya bukan karena karunia Allah padamu, niscaya engkau akan menjadi lebih buruk,

✓ Jika engkau seorang yang buruk rupa, maka sekiranya bukan karena karunia Allah padamu, niscaya engkau akan menjadi lebih buruk lagi, dan demikianlah kenyataannya.

✓ Maka setiap orang hendaknya (bersyukur dengan) memuji Allah atas segala hal yang Dia anugerahkan kepadanya, yaitu berupa kenikmatan yang besar dan kebaikan yang sangat banyak.

✓ Dan hendaknya ia bersikap istiqomah dalam menjalankan ketaatan kepada Robb-Nya.

✓ Dan hendaknya ia menjaga perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

✓ Dan hendaknya ia memohon kepada Allah agar senantiasa istiqomah (sabar dan tegar) di atas kebenaran.

✓ Dan hendaknya ia juga memohon kepada-Nya akhir hidup yang baik (Husnul khotimah).

✓ Dunia ini adalah tempat beramal ibadah. Dan kehidupanmu di alam dunia ini hanya bersifat sementara dan sebentar. Sedangkan tempat tinggal dan kehidupanmu (yang hakiki dan abadi) ada di hadapanmu.

✓ Maka beramallah untuk kehidupanmu yang kekal dan kenikmatan yang langgeng (di negeri akhirat).

✓ Adapun alam dunia ini maka akan sirna. Kenikmatannya akan lenyap. Keburukan dan kebaikannya akan lenyap. Kefakiran dan kekayaannya juga akan lenyap. Dan semuanya (yang ada di dunia ini) akan lenyap.

✓ Di hadapanmu ada suatu negeri, yang mana nikmat dan azabnya bersifat kekal (yaitu negeri akhirat).

✓ Oleh karena itu, beramallah untuk kehidupanmu di negeri (akhirat) yang kenikmatannya bersifat kekal. Dan waspadalah terhadap negeri (dunia) yang keburukan dan azabnya akan sirna.

Diterjemahkan oleh Muhammad Wasitho Abu Fawaz , Pimpinan Pondok Pesantren Islam Al-Ittiba’ Klaten – Jawa Tengah

» Nasehat Emas Syaikh bin Baz rahimahullah (berbahasa Arab) dapat didengarkan di link berikut ini, Klik:

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=4018450291501424&id=100000094770603

INI BUKTI KEIMANAN, BUKAN RIYA’

Bukanlah termasuk perbuatan riya’ apabila hati seorang muslim dan muslimah merasa senang dan bahagia tatkala melakukan amal kebaikan. Karena itu adalah bukti keimanan.

✓ Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«من سرته حسنته وساءته سيئته فذلك المؤمن».

“Barangsiapa bersuka cita dengan kebaikannya dan bersedih dengan keburukannya, maka ia adalah seorang mukmin.” (HR. At Tirmidzi no.2165, dan di-Shohih-kan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Shohih At-Tirmidzi).

✓ Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin rahimakumullah berkata:

فإذا رأيت من نفسك أن صدرك ينشرح بالطاعة، وأنه يضيق بالمعصية فهذه بشرى لك، أنك من عباد الله المؤمنين ومن أوليائه المتقين

“Apabila engkau melihat dirimu, bahwa dadamu merasa lapang (dan senang) tatkala melakukan ketaatan (kepada Allah), dan merasa sempit (dan sedih) tatkala berbuat maksiat (kepada Allah), maka sesungguhnya ini adalah kabar gembira bagimu (dari Allah) bahwa engkau termasuk dari hamba-hamba Allah yang beriman dan bagian dari para wali-Nya yang bertakwa.”

(Lihat Syarah Riyadhus Sholihin Juz VI Hlm.68)

Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita semua sebagai hamba-hamba-Nya yang Istiqomah di atas keimanan dan ketakwaan. Aamiin