Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz
۞ قال ابن رجب رحمه الله تعالى:
●● من لم يستطع الوقوف بعرفة, فليقف عند حدود الله الذي عرفه.
●● ومن لم يستطع المبيت بمزدلفة, فليبت على طاعة الله ليقربه ويزلفه.
●● ومن لم يقدر على ذبح هديه بمنى, فليذبح هواه ليبلغ به الُمنى.
●● ومن لم يستطع الوصول للبيت لأنه بعيد, فليقصد رب البيت فإنه أقرب إليه من حبل الوريد.
( لطائف المعارف ص 633 )
(*) Ibnu Rojab rahimahullah berkata:
» Barangsiapa belum bisa WUKUF di Arofah, maka hendaklah ia WUKUF (berhenti) pada batas-batas Allah yang telah ia ketahui.
» Barangsiapa belum bisa MABIT (bermalam) di Muzdalifah, maka hendaklah ia MABIT (bermalam) dengan melakukan ketaatan kepada Allah agar dekat dengan-Nya.
» Barangsiapa belum bisa menyembelih hadyi (hewan sembelihan) di MINA, maka hendaklah ia menyembelih hawa nafsunya agar ia sampai kepada MUNA (cita-cita n harapannya).
» Barangsiapa belum bisa sampai ke AL-BAIT (Ka’bah/Masjidil Harom), maka hendaklah ia bersegera menuju ROBB AL-BAIT (Tuhan Pemilik Ka’bah, Allah), karena sesungguhnya DIA lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.
(Sumber: Lathoo’ifu Al-Ma’aarif, karya Ibnu Rojab, hal.633).
* Yang dimaksud berhenti pada batas-batas Allah ialah berupaya melaksanakan perintah-perintah Allah dan tanpa melalaikannya. Serta menjauhi larangan-larangan Allah dan tidak melanggarnya.
Demikian faedah ilmiyah n mau’izhoh hasanah yg dpt kami sampaikan pd hari ini. Smg menjadi hiburan n motivasi bagi siapa sj diantara kita yg belum mampu menunaikan ibadah Haji dlm menjalankan amalan-amalan kebaikan n ketaatan kpd Allah Ta’ala. (Klaten, 3 Oktober 2014 M / 8 Dzulhijjah 1435 H).
» Grup Majlis Hadits, chat room Faedah n Mau’izhoh Hasanah. BB: 7FA61515, WA: 082225243444
» Blog Dakwah, KLIK:
https://abufawaz.wordpress.com